TAJAM.NEWS-Dalam beberapa bulan terakhir, kita telah sering mendengar tentang El Nino, terutama dalam konteks pembicaraan tentang perubahan iklim yang semakin meningkat.
Sejak Juli 2023, El Nino telah menjadi sosok menakutkan yang berdampak merata di berbagai sektor, terutama sektor pertanian.
Namun, tak hanya El Nino, ada pula istilah El Nina yang mungkin membuat sebagian orang bingung.
Tetapi, apa sebenarnya El Nina dan El Nino? Kedua fenomena ini adalah cuaca ekstrem yang memiliki potensi mempengaruhi iklim global secara signifikan.
El Nino dan La Nina adalah anomali iklim global yang semakin sering menjadi topik perbincangan, terutama karena dampak besar yang mereka bawa pada produksi pangan dan berbagai komoditas pertanian lainnya.
El Nino terjadi ketika suhu permukaan laut menjadi lebih hangat, sedangkan La Nina terjadi ketika suhu permukaan laut menjadi lebih dingin.
Kedua fenomena cuaca ini semakin sering terjadi dengan durasi yang semakin panjang dan berdampak serius pada produksi pertanian di banyak negara.
Meskipun keduanya terkait dengan perubahan suhu dan pola curah hujan di berbagai wilayah, mereka memiliki karakteristik yang berbeda yang penting untuk dipahami.
Keduanya tidak menguntungkan bagi produksi pertanian, karena El Nino dapat menyebabkan kekeringan yang merusak hasil panen, sementara La Nina dapat memicu banjir dan meningkatkan gangguan organisme pengganggu tanaman.
Sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman pangan, memiliki peran yang sangat besar dalam ekonomi suatu negara.
Lebih dari 50 persen PDB pertanian berasal dari sektor ini. Oleh karena itu, perubahan iklim dalam bentuk El Nino dan La Nina memiliki potensi dampak besar pada kinerja sektor pertanian dengan memengaruhi produksi pangan dan komoditas pertanian lainnya.
Menurut Food and Agricultural Organization of the United Nations (FAO), perubahan iklim yang sedang terjadi dapat menyebabkan krisis kelaparan pada tahun 2050 mendatang, akibat penurunan hasil panen dan kegagalan panen.
Perubahan iklim global bukanlah hal yang sepele, karena dampaknya sangat besar dan berbahaya bagi kehidupan.
El Nino dan La Nina adalah fenomena yang telah terbukti memiliki dampak ekonomi global yang signifikan. Penelitian oleh Callahan dan Mankin (2023) menunjukkan bahwa kerugian ekonomi global mencapai triliunan dolar dalam beberapa tahun setelah El Nino dan La Nina terjadi.
Pada periode El Nino tahun 2014-2016, banyak negara di Asia mengalami masalah serius seperti kekeringan, degradasi lahan, kehilangan ternak, dan produksi pertanian yang menurun.
Hal ini berdampak buruk pada pertumbuhan ekonomi di banyak negara di kawasan tersebut.
Selain itu, kondisi cuaca yang dipicu oleh El Nino dan La Nina juga dapat memengaruhi harga komoditas, terutama komoditas pertanian.
Contohnya, harga beras di Thailand meningkat hampir 60% selama periode El Nino tahun 1986-1988.
Hal yang sama berlaku untuk La Nina, yang juga dapat menyebabkan kenaikan harga bahan pangan karena kerusakan hasil panen.
Kondisi ini bukanlah sesuatu yang boleh dianggap remeh, terutama bagi negara-negara yang sangat tergantung pada sektor pertanian dan energi terbarukan seperti tenaga air.
El Nino dan La Nina bukanlah fenomena biasa dan perlu dihadapi dengan serius.
Upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan dan stabilitas ekonomi global.(*)