Makassar, tajam.news- Bahtiar Baharuddin, Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, telah mengumumkan dua kebijakan inovatif yang bertujuan untuk menangani masalah kemiskinan, inflasi, dan meningkatkan ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Kedua kebijakan tersebut adalah Gerakan Budidaya Pisang dan Pengembangan Rumpon Secara Massal.
Bahtiar menjelaskan bahwa Gerakan Budidaya Pisang dan Pengembangan Rumpon Secara Massal adalah solusi sederhana dan cepat untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mengatasi kemiskinan, mengendalikan inflasi, memperkuat ketahanan pangan, dan mencapai kedaulatan pangan.
Dia mengungkapkan, “Pengembangan budidaya pisang seluas 500 ribu hektar. Jika per hektar minimal 2.000 ribu pohon, maka akan ada satu miliar pohon pisang di Sulsel.”
Dengan pengembangan budidaya pisang sebesar ini, Sulawesi Selatan berpotensi mengalahkan Davao, Filipina, yang hanya memiliki 450 ribu hektar tanaman pisang.
Bahtiar juga menyoroti bahwa di Sulsel terdapat dua juta hektar lahan tidak produktif yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya pisang.
Pada tahun berikutnya, hingga tahun 2024, mereka berencana untuk memulai budidaya pisang di setidaknya 100 ribu hektar lahan.
Terkait pengembangan rumpon secara massal, Bahtiar menyebutkan bahwa mereka berencana membangun 500 ribu unit rumpon di perairan Selat Makassar dan Teluk Bone.
Dalam satu tahun ke depan, target mereka adalah memasang setidaknya 100 ribu unit rumpon.
“Dengan program ini, Sulawesi Selatan akan menjadi produsen ikan laut terbesar, mengungguli Thailand,” tambahnya.
Bahtiar juga menggarisbawahi bahwa sektor swasta, perbankan, Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan Dana Desa dapat diarahkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan rumpon secara massal.
Sebagai ilustrasi, harga rumpon laut dalam sekitar Rp35 juta per unit, sementara rumpon laut dangkal sekitar Rp10 juta per unit.
“Ide dari rumpon atau rumah ikan adalah untuk menumbuhkan plankton secara alamiah. Dengan adanya banyak plankton, akan terjadi pertumbuhan ikan kecil. Jika populasi ikan kecil meningkat, secara otomatis jumlah ikan besar juga akan meningkat,” ungkap Bahtiar.
Kedua kebijakan ini diharapkan akan memberikan kontribusi besar dalam mengatasi masalah kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, dan memperkuat ekonomi Sulawesi Selatan.
Bahtiar optimis bahwa langkah-langkah ini akan membantu mewujudkan visi untuk masyarakat yang lebih sejahtera dan berkelanjutan di daerah tersebut.(*)
Berikut adalah 10 provinsi penghasil pisang terbesar nasional pada 2022:
- Jawa Timur: 2.626.582 ton
- Jawa Barat: 1.317.558 ton
- Lampung: 1.223.009 ton
- Jawa Tengah: 999.739 ton
- Sumatera Selatan: 334.145 ton
- Banten: 293.383 ton
- Nusa Tenggara Timur: 230.535 ton
- Bali: 215.647 ton
- Sulawesi Selatan: 177.727 ton
- Sumatera Utara: 164.533 ton