Tajam.news – Istilah bullying berasal dari kata bull dalam bahasa Inggris, yang mengacu pada banteng. Hewan ini terkenal dengan kebiasaan menyeruduk lawannya, terutama ketika diprovokasi hingga menjadi agresif dan menyerang manusia atau hewan lain. Kiasan ini menggambarkan tingkat kekerasan dan ancaman yang melekat pada perilaku perundungan, sebagaimana diungkapkan melalui sifat alami banteng.

Bullying atau perundungan adalah perilaku yang mengganggu, mengusik, atau menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Tindakan ini dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik yang terjadi secara berulang dan berlanjut dari waktu ke waktu.

Sebelum mengambil langkah-langkah, orang tua penting untuk memahami tanda-tanda bullying yang mungkin ditunjukkan oleh anak. Perubahan suasana hati, fisik, dan pola tidur dapat menjadi indikator.

Cara Mengatasi Bullying dengan Pendekatan yang Lebih Baik :

1. Lakukan Pendekatan Berempati
Jika orang tua mendeteksi tanda-tanda bullying pada anak, tunjukkan empati dan kepedulian. Ajak anak berbicara terbuka mengenai masalah yang sedang mereka hadapi.

2. Berikan Dukungan Emosional
Pastikan anak merasa didengar dan didukung. Berikan rasa perlindungan yang aman dengan memastikan bahwa anak bisa berbicara tanpa takut dihakimi atau diabaikan.

3. Pertahankan Ketenangan dan Hindari Tindakan Kasar
Jika anak berbagi pengalaman, pertahankan ketenangan dan hindari reaksi kasar. Ini membantu menciptakan lingkungan di mana anak merasa nyaman berbicara. Laporkan kejadian tersebut pada pihak yang berwenang dengan pendekatan yang tenang dan efektif.

4. Dampingi Anak
Jangan biarkan anak menghadapi situasi tersebut sendirian. Dampingi anak untuk memberikan dukungan fisik dan emosional. Keberadaan orang tua dapat membantu mengurangi kekuatan pelaku dan mencegah perundungan lebih lanjut.

5. Bangun Komunikasi yang Positif
Bentuk komunikasi yang baik dengan anak, hindari kritik yang tidak perlu, dan dorong untuk terus berbagi informasi. Pastikan anak merasa didengar dan didukung dalam usaha mengatasi masalah ini.

6. Komunikasi Terpisah dengan Pelaku Bullying
Selain mendampingi anak, lakukan komunikasi terpisah dengan pelaku bullying. Usahakan untuk memahami motif dan tujuan tindakan mereka. Berikan edukasi mengenai dampak negatif perundungan, dan dorong perubahan perilaku positif.

7. Kolaborasi dengan Pihak Terkait
Beri tahu pihak yang berwenang, seperti guru tentang kejadian tersebut. Mintalah mereka untuk bertindak adil dan memastikan keamanan dan kesejahteraan anak yang menjadi korban.

8. Edukasi di Lingkungan Sekolah
Adakan program edukasi anti-bullying di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kesadaran dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif.

Dengan pendekatan ini, diharapkan upaya mengatasi bullying dapat menjadi lebih efektif dan berdampak positif pada kesejahteraan semua individu di lingkungan tersebut. (*)