Tajam.news – Senator Asal Bali Arya Wedakarna menegur guru SMK Negeri 5 Denpasar yang dinilai memberikan hukuman tak tepat terhadap beberapa murid yang terlambat 3 menit masuk sekolah dengan memberikan tugas menulis 1,5 jam.

Diketahui Arya Wedakarna tidak setuju dengan metode yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) kepada siswa SMK tersebut, apalagi berakibat membuat siswa sampai tidak dapat mengikuti dua mata pelajaran.

Dalam video yang telah beredar di media sosial (medsos) itu telah menjadi sorotan warganet.

Terlihat dalam video Arya Wedakarna sedang meninjau sekolah SMKN negeri 5 Denpasar, mempertanyakan perihal siswa yang dihukum tersebut. Ia merasa hukuman yang diberikan terlalu berlebihan dan kurang humanis. Dari unggahan akun instagram pribadinya @aryawedakarna memberikan keterangan singkat mengenai hal tersebut.

“Siswa terlambat hanya 3 menit, tp diberi tugas hingga 1,5 jam, menulis tugas yg tdk ada hubungan. Dengan alasan tugas literasi, siswa sampai ketinggalan 2 Mata Pelajaran. Siswa terlambat sedikit tidak apa2 asal selamat dijalan, apalagi kondisi DPS macet. DPD RI menolak juga HP siswa dikumpulkan diruang BK karena BK “curiga” siswa main HP saat dpt tugas. Lokasi SMK Negeri 5 Denpasar,” tulis dalam keterangan unggahan video instagram @aryawedakarna.

Baca Juga : Viral Siswa SD Menyeberangi Jembatan Panjang Dan Miring ke Sekolah

Tampak dalam video Arya Wedakarna mencoba memberikan pengertian terhadap hukuman yang diberikan oleh guru tersebut.

“Apa dasar hukumnya kok bisa sampai dua halaman, dua halaman begini,” ujar Arya sambil memegang kertas tulisan siswa yang dihukum.

Arya Wedakarna juga khawatir jika ini terus berlanjut akan berdampak bahaya ke siswa saat di jalan menuju ke sekolah karena harus buru-buru.

“Nanti kalau anak cepet-cepet (datang ke sekolah), dia tabrakan, seperti tempat sekolah lain, terus gimana ya? Toleransi itu ada. Ini terus gimana diapain (kertasnya) gitu lo?” tanya Arya.

“Ini termasuk pembulian loh Bu,” ujar Arya dalam video.

“Hukuman tuh yang humanis aja Ibu jangan begitu,” tambahnya.

Atas kejadian itu pun Arya meminta kepada guru BK tersebut untuk datang ke kantornya, jika perlu menjelaskan di hadapan aparat soal maksud dan tujuan menghukum seperti itu.(*)