Tajam.News – Kasus Mutakhir Flu Burung H5N1 telah dilaporkan lagi   pada manusia di Texas, Amerika Serikat pada tanggal 1 April 2024. Sebelumnya,  beberapa kasus telah menyebar di Amerika, Kamboja, dan Vietnam. Flu burung H5N1, yang dikenal juga sebagai influenza avian, telah mengkhawatirkan para ahli kesehatan karena potensinya memicu pandemi global yang mungkin lebih parah dari pandemi COVID-19.

Di Amerika serikat, telah terdeteksi di 34 peternakan di sembilan negara bagian AS. The New York Post  mengutip pernyataan  Professor Suresh Kuchipudi,  seorang ahli flu burung dari Universitas Pittsburgh, bahwa  ada kemungkinan mortalitas/kematian akibat pandemi flu burung sebanyak 100 x lebih buruk dari covid. Kehawatiran akan terjadinya pandemi yang buruk  ini berdasarkan pada kenyataan bahwa  Avian Influenza telah menyebar luas dan menginfeksi berbagai mamalia.

Virus Avian Influenza  terkenal mudah bermutasi, yang memungkinkan virus ini beradaptasi dengan inang baru, termasuk manusia. Interaksi antara pekerja peternakan dengan sapi yang terinfeksi memberikan banyak kesempatan bagi virus untuk bermutasi dan berpotensi melompat ke manusia. Meskipun belum ada bukti bahwa H5N1 memiliki kemampuan untuk menyebabkan pandemi pada manusia, kehadirannya di mamalia yang sering berinteraksi dengan manusia meningkatkan kekhawatiran.

BACA JUGA: https://tajam.news/pondok-vaksin-layani-masyarakat-dengan-cara-modern/

Sejarah menunjukkan bahwa H5N1 tidak efisien menular antar-manusia. Namun, penularannya di antara sapi menunjukkan potensi adaptasi untuk penularan manusia yang lebih efisien. Para peneliti dan ahli kesehatan masyarakat terus memantau dengan seksama. Mereka mempertimbangkan langkah pencegahan spillover ke manusia, termasuk intervensi di peternakan.

Risiko langsung bagi masyarakat umum masih rendah. Namun, potensi adaptasi virus dan infeksi yang lebih luas di antara manusia membutuhkan pengawasan ketat. Tindakan pencegahan penting, terutama bagi mereka yang dekat dengan sapi perah. Hal ini menekankan pentingnya pemantauan zoonotik yang terus-menerus. Kesiapan menghadapi pandemi yang mungkin “100 kali lebih buruk dari COVID” sangat krusial. *