TAJAM.NEWS Makassar, 4 November 2023, Sebuah kerjasama gemilang antara Universitas Negeri Makassar (UNM), Tular Nalar, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MARFINDO) dan Google.org menghadirkan Sekolah Kebangsaan FMIPA. Inisiatif luar biasa ini bertujuan untuk membekali mahasiswa semester pertama dengan literasi pendidikan yang kuat, terutama literasi digital. Dalam wawancara eksklusif, Dr. Khaeruddin, S.Pd., M.Pd, Wakil Dekan Bidang Kerjasama dan Pengembangan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNM, berbicara tentang visi dan tujuan sekolah ini.

Tema yang diusung dalam Sekolah Kebangsaan FMIPA UNM adalah “Ikattemi Generasi Tangguh,” yang mengandung pesan kuat bahwa generasi masa kini harus memiliki pemahaman dan keahlian dalam menjelajahi dunia media digital yang kompleks. Hal ini dikenal dengan sebutan literasi digital. Di era di mana Indonesia memiliki lebih dari 250 juta pengguna media digital dalam populasi 280 juta penduduknya, dengan mayoritas dari mereka berusia antara 17 hingga 29 tahun, inisiatif ini secara khusus ditujukan kepada mahasiswa semester pertama.

Dr. Khaeruddin menyoroti pentingnya literasi digital dalam menghadapi tantangan berita palsu (hoaks), yang bisa berdampak merugikan masyarakat. Dalam konteks pendidikan, ia mengidentifikasi “3 dosa besar” dalam pendidikan Indonesia: perundungan, pelecehan seksual, dan penyebaran intoleransi. Oleh karena itu, Sekolah Kebangsaan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menggunakan media secara bijaksana dan efektif.

Kegiatan Sekolah Kebangsaan ini melibatkan 100 mahasiswa semester pertama dari berbagai program studi di FMIPA. Mereka diharapkan akan menjadi duta dari inisiatif Sekolah Kebangsaan ini dan menyebarkan pengetahuan yang mereka peroleh kepada rekan-rekan mereka.

Sekolah Kebangsaan ini berlangsung dari jam 8 pagi hingga 12 siang, mencakup berbagai topik terkait literasi digital dan kemampuan berpikir kritis dalam mengonsumsi informasi digital.

Citra Rosaline Anwar, seorang anggota komite Tular Nalar, memberikan perspektif berharga tentang pentingnya pendidikan literasi digital dalam menghadapi hoaks. Tular Nalar telah melaksanakan program Sekolah Kebangsaan serupa selama tiga tahun di berbagai daerah di Indonesia, dengan fokus khusus pada isu politik. Riset mereka menunjukkan bahwa hoaks politik adalah yang paling umum, dan pemilih pemula adalah kelompok yang paling rentan. Oleh karena itu, Sekolah Kebangsaan FMIPA UNM hadir untuk memberikan pendidikan yang menarik bagi pemilih pemula.

Tular Nalar berharap bahwa peserta Sekolah Kebangsaan ini akan menjadi agen perubahan yang memahami pentingnya berpikir kritis dalam menghadapi berita palsu. Mereka diharapkan akan membagikan pengetahuan ini kepada lingkungan sekitar mereka.

Ditemui ditempat yang sama, Faisal, yang bertanggung jawab sebagai Penanggung Jawab atas kegiatan Sekolah Kebangsaan FMIPA UNM, menjelaskan ke tajam.news bahwa kegiatan ini sangat penting, terutama karena mahasiswa semester pertama termasuk dalam kategori pemilih pemula. Dengan pemilihan umum 2024 yang semakin mendekat, Sekolah Kebangsaan ini memberikan pemahaman tentang tahapan pemilu, literasi digital, dan kemampuan berpikir kritis dalam mengonsumsi berita.

Sebagai kegiatan pertama di FMIPA UNM, diharapkan bahwa Sekolah Kebangsaan ini akan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan literasi digital di kalangan mahasiswa. Kedepannya, harapan adalah bahwa lebih banyak fakultas dan institusi pendidikan tinggi di Indonesia akan terlibat dalam kegiatan serupa untuk meningkatkan pemahaman tentang pemilu, demokrasi, dan literasi digital di kalangan mahasiswa.

Melalui langkah-langkah ini, generasi muda di Indonesia semakin siap menghadapi kompleksitas dunia informasi digital dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang cerdas dan kritis dalam mendekati berita dan informasi.(*)